Penyakit Infeksi yang Banyak Melanda di Awal Tahun 2012
Penyakit memang bisa datang kapan saja dan dimana saja, namun ada beberapa penyakit yang mendominasi kasus yang datang ke rumah sakit hingga bahkan memerlukan rawat inap. Penyakit-penyakit tersebut banyak melanda di awal tahun 2012. Apa saja?
"Kasus-kasus diare, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan demam typhoid mendominasi kasus-kasus yang datang ke Poli Penyakit Dalam bahkan sampai perlu di rawat inap di akhir tahun 2011 dan awal 2012. Ketiga penyakit ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi, baik virus (diare/ISPA) atau bakteri (demam typhoid/diare)," ungkap Dr H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, praktisi kesehatan dari Universitas Indonesia, dalam rilis yang diterima detikHealth, Rabu (4/1/2012).
1. Diare
Diare adalah adanya perubahan bentuk feses yang menjadi cair dengan frekuensi yang lebih dari 3 kali. Pasien yang mengalami diare bisa juga datang dengan berbagai keluhan tambahan lainnya seperti demam, mules atau bisa juga disertai mual atau muntah.
Penyebabnya ada bermacam-macam, bisa karena suatu infeksi. Infeksi yang bisa menyebabkan diare antara lain bakteri seperti oleh kuman E coli, Vibrio Cholera, Salmonela, Shigela, Kampilobakter, Aeromonas dan Yersinia. Virus juga bisa menyebabkan diare antara lain rotavirus dan virus enterik lainnya.
2. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
Pasien dengan ISPA biasanya akan mengeluh batuk dan pilek dan bersin, biasanya disertai demam dan badan terasa pegal. Mengingat penularan ISPA ini dari droplet (percikan liur), maka dianjurkan untuk seseorang yang sedang batuk dan bersin untuk selalu menutup mulut saat bersin dan batuk.
"Kalau bicara soalnya terjadi penyakit infeksi hal ini berhubungan dengan 3 hal, yaitu daya tahan tubuh seseorang, jumlah kuman atau bibit penyakit dan faktor lingkungan," jelas Dr Ari yang mendapatkan gelar Doktor dalam bidang ilmu biomedik pada 2011.
Menurut Dr Ari, kondisi cuaca yang tidak bersahabat, kadang panas, hujan gerimis atau hujan lebat dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik turun. Hal ini jelas akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang.
Cuaca yang tidak menentu juga membuat lingkungan menjadi kotor. Genangan air kotor karena hujan akan mengundang lalat dan kecoa untuk datang dan lalat merupakan vektor utama penyebab penyakit berbagai penyakit infeksi.
Selain itu, udara lembab di dalam rumah akibat cuaca yang relatif dingin menyebabkan jumlah kecoa juga cenderung meningkat dan kecoa merupakan salah satu vektor pembawa bibit penyakit.
3. Demam typhoid
Demam typhoid adalah infeksi usus yang disebabkan oleh kuman Salmonela thypi. Syarat utama pasien dengan demam typhoid adalah demam, demam yang naik turun, terutama malam hari biasanya berlangsung 5-7 hari.
Selain demam, pasien biasanya juga mempunyai gejala tambahan berupa gangguan pencernaan seperti mual, muntah, umumnya pasien susah buang air besar. Pasien tampak letih dan lesu. Pemeriksaan laboratorium akan memastikan dugaan demam typhoid tersebut.
"Saat ini memang baru ketiga penyakit infeksi tersebut yang teridentifikasi meningkat, tetapi dengan mulai banyak genangan air bersih akibat hujan juga dapat berpotensi meningkatnya nyamuk Aedes Aegypti, pembawa virus dengue dan juga akan menyebabkan peningkatan kasus DHF (Dengue Haemoragic Fever) beberapa minggu ke depan," lanjut Dr Ari.
Bagaimana mencegahnya?
"Dalam kondisi meningkatnya berbagai penyakit infeksi, berbagai upaya pencegahan memang harus dilakukan. Dari sisi pemerintah terutama yang berada di ujung tombak yaitu Puskesmas harus melakukan penyuluhan terus menerus mengenai budaya hidup sehat, pengawasan rutin terhadap penjual makanan dan minuman terutama di sekolah-sekolah. Petugas Dinas Kebersihan juga harus bekerja ekstra ketat untuk membersihkan sampah-sampah dan mengangkut sampah-sampah ke tempat pembuangan akhir sampah," jelas dokter kelahiran 19 Juni 1966 ini.
Khusus untuk penyakit DHF (Dengue Haemoragic Fever), lanjut Dr Ari, selain penyuluhan deteksi kasus dan peran Juru Pemantau Jentik (Jumantik), perlu diaktifkan lagi mengingatkan kunci menekan jumlah kasus DHF adalah pengendalian vektor dalam hal ini nyamuk Aedes Aegypti.
"Buat masyarakat yang terutama adalah selalu menjaga agar daya tahan tubuh tetap baik antara lain istirahat yang cukup mininal 6 jam perhari, makan yang teratur, banyak konsumsi buah dan sayur-sayuran, cukup minum 8-10 gelas sehari serta olah raga yang teratur, serta budaya hidup sehat cuci tangan pakai sabun sebelun dan sesudah keluar dari toilet dan sebelum dan sesudah makan," jelas Dr Ari.
Selain itu, selalu jagalah kebersihan lingkungan dan selalu berusaha mengendalian vektor pembawa penyakit baik lalat, kecoa maupun nyamuk Aedes Aegypti. Menutup rapat-rapat tempat sampah di dalam dan sekitar rumah.
Khusus untuk mengantisipasi cuaca yang tidak menentu, sedia payung sebelum hujan, siapkan sweater jika cuaca di luar dingin dan usahakan jangan sampai tubuh terpapar langsung dengan cuaca dingin di luar.
Untuk masalah memilih makanan dan minuman di luar rumah, harus diperhatikan kualitas dan kebersihan makanan dan minuman tersebut. Usahakan makanan yang akan dikonsumsi tetap dalam keadaan hangat. Perlu diketahui bahwa makanan yang terpapar di udara terbuka lebih dari 8 jam berpotensi mudah tercemar oleh bibit penyakit sehingga makanan tersebut mudah rusak.
Jika seseorang sedang mengalami sakit dengan gejala ringan, obat-obat warung hanya untuk 3 hari, sehingga jika penyakit berlanjut atau dengan gejala yang berat memang dianjurkan untuk segera mencari pertolongan dokter.
"Dengan mengantisipasi berbagai hal akan potensi terjangkitnya berbagai infeksi di sekitar kita, kita lebih waspada dan terhindar dari berbagai infeksi tersebut," tutup Dr Ari.
Sumber : detikhealth
"Kasus-kasus diare, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan demam typhoid mendominasi kasus-kasus yang datang ke Poli Penyakit Dalam bahkan sampai perlu di rawat inap di akhir tahun 2011 dan awal 2012. Ketiga penyakit ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi, baik virus (diare/ISPA) atau bakteri (demam typhoid/diare)," ungkap Dr H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, praktisi kesehatan dari Universitas Indonesia, dalam rilis yang diterima detikHealth, Rabu (4/1/2012).
1. Diare
Diare adalah adanya perubahan bentuk feses yang menjadi cair dengan frekuensi yang lebih dari 3 kali. Pasien yang mengalami diare bisa juga datang dengan berbagai keluhan tambahan lainnya seperti demam, mules atau bisa juga disertai mual atau muntah.
Penyebabnya ada bermacam-macam, bisa karena suatu infeksi. Infeksi yang bisa menyebabkan diare antara lain bakteri seperti oleh kuman E coli, Vibrio Cholera, Salmonela, Shigela, Kampilobakter, Aeromonas dan Yersinia. Virus juga bisa menyebabkan diare antara lain rotavirus dan virus enterik lainnya.
2. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
Pasien dengan ISPA biasanya akan mengeluh batuk dan pilek dan bersin, biasanya disertai demam dan badan terasa pegal. Mengingat penularan ISPA ini dari droplet (percikan liur), maka dianjurkan untuk seseorang yang sedang batuk dan bersin untuk selalu menutup mulut saat bersin dan batuk.
"Kalau bicara soalnya terjadi penyakit infeksi hal ini berhubungan dengan 3 hal, yaitu daya tahan tubuh seseorang, jumlah kuman atau bibit penyakit dan faktor lingkungan," jelas Dr Ari yang mendapatkan gelar Doktor dalam bidang ilmu biomedik pada 2011.
Menurut Dr Ari, kondisi cuaca yang tidak bersahabat, kadang panas, hujan gerimis atau hujan lebat dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik turun. Hal ini jelas akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang.
Cuaca yang tidak menentu juga membuat lingkungan menjadi kotor. Genangan air kotor karena hujan akan mengundang lalat dan kecoa untuk datang dan lalat merupakan vektor utama penyebab penyakit berbagai penyakit infeksi.
Selain itu, udara lembab di dalam rumah akibat cuaca yang relatif dingin menyebabkan jumlah kecoa juga cenderung meningkat dan kecoa merupakan salah satu vektor pembawa bibit penyakit.
3. Demam typhoid
Demam typhoid adalah infeksi usus yang disebabkan oleh kuman Salmonela thypi. Syarat utama pasien dengan demam typhoid adalah demam, demam yang naik turun, terutama malam hari biasanya berlangsung 5-7 hari.
Selain demam, pasien biasanya juga mempunyai gejala tambahan berupa gangguan pencernaan seperti mual, muntah, umumnya pasien susah buang air besar. Pasien tampak letih dan lesu. Pemeriksaan laboratorium akan memastikan dugaan demam typhoid tersebut.
"Saat ini memang baru ketiga penyakit infeksi tersebut yang teridentifikasi meningkat, tetapi dengan mulai banyak genangan air bersih akibat hujan juga dapat berpotensi meningkatnya nyamuk Aedes Aegypti, pembawa virus dengue dan juga akan menyebabkan peningkatan kasus DHF (Dengue Haemoragic Fever) beberapa minggu ke depan," lanjut Dr Ari.
Bagaimana mencegahnya?
"Dalam kondisi meningkatnya berbagai penyakit infeksi, berbagai upaya pencegahan memang harus dilakukan. Dari sisi pemerintah terutama yang berada di ujung tombak yaitu Puskesmas harus melakukan penyuluhan terus menerus mengenai budaya hidup sehat, pengawasan rutin terhadap penjual makanan dan minuman terutama di sekolah-sekolah. Petugas Dinas Kebersihan juga harus bekerja ekstra ketat untuk membersihkan sampah-sampah dan mengangkut sampah-sampah ke tempat pembuangan akhir sampah," jelas dokter kelahiran 19 Juni 1966 ini.
Khusus untuk penyakit DHF (Dengue Haemoragic Fever), lanjut Dr Ari, selain penyuluhan deteksi kasus dan peran Juru Pemantau Jentik (Jumantik), perlu diaktifkan lagi mengingatkan kunci menekan jumlah kasus DHF adalah pengendalian vektor dalam hal ini nyamuk Aedes Aegypti.
"Buat masyarakat yang terutama adalah selalu menjaga agar daya tahan tubuh tetap baik antara lain istirahat yang cukup mininal 6 jam perhari, makan yang teratur, banyak konsumsi buah dan sayur-sayuran, cukup minum 8-10 gelas sehari serta olah raga yang teratur, serta budaya hidup sehat cuci tangan pakai sabun sebelun dan sesudah keluar dari toilet dan sebelum dan sesudah makan," jelas Dr Ari.
Selain itu, selalu jagalah kebersihan lingkungan dan selalu berusaha mengendalian vektor pembawa penyakit baik lalat, kecoa maupun nyamuk Aedes Aegypti. Menutup rapat-rapat tempat sampah di dalam dan sekitar rumah.
Khusus untuk mengantisipasi cuaca yang tidak menentu, sedia payung sebelum hujan, siapkan sweater jika cuaca di luar dingin dan usahakan jangan sampai tubuh terpapar langsung dengan cuaca dingin di luar.
Untuk masalah memilih makanan dan minuman di luar rumah, harus diperhatikan kualitas dan kebersihan makanan dan minuman tersebut. Usahakan makanan yang akan dikonsumsi tetap dalam keadaan hangat. Perlu diketahui bahwa makanan yang terpapar di udara terbuka lebih dari 8 jam berpotensi mudah tercemar oleh bibit penyakit sehingga makanan tersebut mudah rusak.
Jika seseorang sedang mengalami sakit dengan gejala ringan, obat-obat warung hanya untuk 3 hari, sehingga jika penyakit berlanjut atau dengan gejala yang berat memang dianjurkan untuk segera mencari pertolongan dokter.
"Dengan mengantisipasi berbagai hal akan potensi terjangkitnya berbagai infeksi di sekitar kita, kita lebih waspada dan terhindar dari berbagai infeksi tersebut," tutup Dr Ari.
Sumber : detikhealth
Komentar
Posting Komentar